Salam Perpisahan
Senin waktu shalat Subuh,12 Rabi’ul
Awwal. Rasulullah SAW menyingkap tabir kain dari pintu rumah beliau.
Pandangannya mengarah kepada para sahabat. Tampak mereka tengah shalat
dengan khusyu’ dan tunduk di hadapan Allah SWT, di bawah pimpinan
Abubakar RA.
Segala puji bagi Allah, saat Rasulullah
SAW memperhatikan para sahabatnya itu, masjid pun bercahaya dengan
kemunculan beliau. Sampai sebagian sahabat mengatakan, “ Hampir saja
kami terlalaikan dari shalat kami ketika Rasulullah muncul.”
Abubakar RA hampir saja mundur dari
pengimaman, sementara para sahabat yang lainnya hampir saja memalingkan
pandangannya kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menunjuk dengan
tangan beliau,”Tetaplah di tempat kalian.” Kemudian beliau menutup kembali tirai di pintu masuk rumah beliau itu.
Para sahabat mengatakan, “Itulah saat terakhir Rasulullah SAW memandangi para sahabatnya.”
Abdullah bin Mas’ud RA, pembantu Rasulullah SAW, mengatakan,ketika Rasulullah SAW melihat mereka, beliau mengatakan, “Allah memelihara kalian,Allah memberkati kalian,Allah menguatkan kalian,Allah menolong kalian,Allah membantu kalian.”
Inilah salam perpisahan dari seorang yang merindukan para
sahabatnya.Para sahabatpun memberi salam kepada Rasulullah SAW dan
keluar dari masjid.
Dikatakan,para sahabat bergembira saat
mendapati Rasulullah SAW memperhatikan mereka dari pintu rumah beliau.
Mereka menyangka kondisi kesehatan Rasulullah SAW telah berangsur
pulih.Karenanya, sebagian dari mereka kemudian beraktivitas lagi seperti
sedia kala,dan mereka menyangka bahwa itu adalah rahmat Allah SWT
terhadap mereka.
Berita Kematian yang Menggembirakan
Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW
meminta izin dari sekalian istri beliau untuk dirawat di rumahku,lalu
mereka mengizinkan. Saat hari Senin itu,hari wafatnya Rasulullah
SAW,tiba,ruh beliau diambil di rumahku sedangkan beliau ada dalam
dekapanku.”
Ia berkisah, “Ketika kami semua sedang
duduk,datanglah Fathimah sambil menangis. Caara berjalannya mirip cara
berjalan ayahandanya, Rasulullah SAW. Kemudian beliau mendekap dan
mengacupnya. Lalu beliau SAW membisikkan sesuatu di telinganya. Sesaat
kemudian Fathimah mengangkat kepalanya . Ia menangis
Kemudian Rasulullah SAW memberi isyarat
kepadanya, beliau ingin membisikkan lagi sesuatu kepada Fathimah.
Fathimah mendekati ayahnya dan kemudian Rasulullahberbisik kepadanya.
Sesaat setelah itu Fathimah kembali mengangkat kepalanya dengan penuh
rasa gembira yang merona di wajahnya. Aku tidak pernah melihat tangisan
yang kemudian disusul dengan tertawa seperti itu.:
Aisyah RA pun bertanya kepada Fathimah
RA, “Apa yang dibisikkan ayahandamu kepadamu?” Fathimah RA menjawab,
“Jangan engkau hiraukan hal itu,karena aku tak mau membuka rahasia ini
selagi beliau masih hidup.”
Kelak setelah Rasulullah SAW wafat,
Aisyah bertanya lagi tentang hal itu. Fathimah mengatakan, “Ya, ketika
aku mendekati ayahku, beliau berbisik kepadaku, ‘Wahai
Fathimah,sekali dalam setahun Jibril mendatangiku untuk membacakan
Al-Qur’an kepadaku dan pada tahun ini ia telah mendatangiku dua kali.
Dan Allah telah memberikan pilihan kepada ayahmu, antara dunia dan
Ar-Rafiqul A’la.’Ayahku memilih Ar-Rafiqul A’la. Dan aku diberi tahu bahwa nyawanya akan dicabut pada hari itu. Lalu aku pun menangis.
Kemudian beliau memanggilku lagi dan membisikan kepadaku, ‘Apakah engkau suka bahwa engkau menjadi penghulu wanita sekalian alam dan menjadi orang yang pertama kali akan menyusulku?’ Aku pun bergembira dengan berita dari ayahku itu.”
Kematian adalah sesuatu yang
menyedihkan. Bagaimana dengan kabar kematianmu ini, wahai Zahra?
Fathimah mengatakan, “Berita kematianku ini mempercepat pertemuanku
dengan orang yang aku kasihi, dan inilah kehidupan yang sesungguhnya
bagiku.”
Allohumma Sholli ala sayyidina Muhammad
BalasHapus